Gonjang-ganjing Tentang Tesla dan Elon Musk

Gonjang-ganjing kepemimpinan di Tesla muncul kembali setelah WSJ melaporkan bahwa dewan direksi perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mengganti jabatan CEO.
Dikutip dari laman Axios Laporan tersebut menyatakan bahwa sejak Maret 2025, dewan direksi telah memulai proses dengan perusahaan penyalin kepemimpinan untuk menilai kemungkinan calon suksesor bagi Elon Musk. Hal ini terjadi sementara Tesla mengalami penurunan kinerja serta semakin banyaknya kesibukan Musk pada urusan pemerintahan AS.
Elon Musk pada saat ini dikenal juga sebagai konsultan tingkat lanjut bagi Presiden. Donald Trump dan memimpin lembaga baru bernama Departemen Efisiensi Pemerintah AS (DOGE). Keterlibatannya di sektor publik memicu kekhawatiran bahwa fokus Musk terhadap Tesla mulai terganggu. Menyusul munculnya kabar ini, saham Tesla mengalami penurunan tajam hingga 45 persen sepanjang tahun 2025, sebelum sedikit membaik setelah muncul klarifikasi dari internal perusahaan. Penurunan ini juga dipicu oleh laporan kinerja keuangan Tesla di kuartal pertama, di mana laba perusahaan anjlok hingga 71 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kabar menyebutkan bahwa Dewan Direksi Tesla sedang mencoba untuk melakukan pergantianตำแصند صند Elon Musk dengan CEO yang baru. Informasi itu sesuai dengan laporannya The Wall Street Journal (WSJ) yang dikutip dari Mashable Jumat, 2 Mei 2025.
Meski demikian, Musk mengingkarinya. Di sebuah postingan di X (Twitter) pada hari Kamis, tanggal 1 Mei 2025, Musk menulis: "Sangat tidak etis bagi @WSJ untuk merilis berita bohong dengan tujuan jelas tanpa mencakup klarifikasi tegas sebelumnya dari Dewan Direksi Tesla." Dia pun mendistribusikan kembali pernyataan resmi dari ketua Tesla, Robyn Denholm, yang menyampaikan bahwa laporannya keliru. Selain itu, ia juga menyatakan siap fokus lagi ke Tesla usai melaksanakan kewajibannya dalam pemerintahan.
Akan tetapi, segera setelah berita tersebut tersebar, Tesla merilis klarifikasi tegas. Robyn Denholm, yang merupakan Ketua Dewan Direksi Tesla, menjelaskan bahwa artikel Wall Street Journal itu salah. Dia memastikan bahwa dewan terus mendukung kepemimpinan Elon Musk dan saat ini bukan dalam proses pencarian calon baru untuk posisi CEO.
Dalam spekulasi tersebut, nama JB Straubel—mantan Kepala Teknologi di Tesla dan juga CEO dari perusahaan Redwood Materials—pernah disebut-sebut sebagai calon yang mungkin akan mengambil alih posisi Musk. Namun, hingga saat ini tak ada konfirmasi resmi tentang masalah itu. Menurut sumber-sumber dalam perusahaan, memang telah terjadi diskusi berkaitan dengan skenario pergantian kepemimpinan, tetapi sampai sekarang belum ada keputusan pasti atau pun rencana untuk melepaskan jabatan Musk. Beberapa orang justru melihat situasi ini sebagai upaya untuk membuat Musk lebih berfokus pada Tesla lagi.
Peranan Musk dalam arena politik dipandang memiliki dampak pada bagaimana publik serta para pemegang saham melihat Tesla. Sejumlah galeri mobil Tesla di Amerika Serikat dan Eropa dikabarkan jadi tempat demonstrasi dengan tema "Tesla Takedown", mencerminkan ketidakpuasan mereka akan posisi politikalnya. Tambahan lagi, tawaran kompensasi untuk Musk sebesar 46 miliar dolar AS pun mendapat kritikan, apalagi saat ini kondisi Tesla tengah merosot dan fokus Musk tersebar ke banyak proyek lain termasuk Neuralink, X, serta tanggung jawabnya dalam urusan pemerintahan.
Posting Komentar